alexanderz
Senin, 11 April 2011
Minggu, 27 Maret 2011
pRofil Five miNutez
Five Minutes
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Five Minutes | ||
---|---|---|
Five minutes saat rilis album Rockmantic | ||
Latar belakang | ||
Lahir | Bandung, Jawa Barat, Indonesia | |
Jenis Musik | Pop Rock | |
Tahun aktif | 1994 - sekarang | |
Perusahaan rekaman | Arka Music Indonesia 2010 - sekarang EMI Music Indonesia 2007 - 2009 New Metro / Blackboard 2002 - 2004 MSC Record / EMP 1995 1997 | |
Anggota | ||
Ricky FM (keyboard) Richie (vokal) Drie Warnanta (bass) Roelhilman (gitar) Aria Yudhistira (drum) | ||
Mantan Anggota | ||
Sonny (gitaris) Sanny (vokalis) Dicky (drummer) |
Formasi awal
Drie dan Ricky bertemu di awal tahun 1990-an dan sempat membentuk band yang tampil di sejumlah kafe. Namun band ini hanya bertahan selama 2 tahun. Mereka kemudian membentuk Five Minutes bersama Sonny (gitaris), Dicky (drummer) dan Sanny (vokalis) di tahun 1994 untuk mengikuti Fetival Band Se-Jabar DKI di Bandung. Dalam ajang tersebut mereka berhasil menjadi juara 1 dari 102 peserta. Tak lama, mereka pun masuk dapur rekaman. Album perdana mereka bertajuk Five Minutes (1995), yang diikuti oleh Five Minutes 2 (1996), Ouw! (1997), Sekat (2003), dan The Best +5 (2004). Penampilan yang unik dengan mengenakan sarung dan baju gombrong di panggung, menjadi salah satu daya tarik mereka. Bahkan mereka sempat membuat video klip lagu "Ouw" di Australia dengan mengenakan sarung.Formasi kedua
Setelah album "Ouw", Dicky (drummer) mengundurkan diri dari Five Minutes karena mulai tidak sepaham lagi dengan personel FM yang lain. Mulai sejak itu Five Minutes hanya beranggotakan 4 orang, yaitu Sanny (vokal), Ricky (keyboard), Sonny (gitar), dan Drie (bass). Mulai saat itu juga Five Minutes menanggalkan baju gombrong dan sarungnya pun dimodifikasi. Dan aransemen drum pada lagu-lagu FM dibuat oleh Ricky FM sendiri. Formasi Five Minutes kedua[sunting] Formasi ketiga
Setelah album The Best + 5, Sanny sang vokalis dan Sonny (gitaris) mengundurkan diri. Ricky dan Drie pun berburu personel baru. Akhirnya Richie (vokal), Roelhilman (gitar), dan Aria Yudhistira (drum) melengkapi formasi Five Minutes yang baru. Pada bulan Juni 2007, mereka merilis album baru bertajuk Rockmantic. Mereka pun menanggalkan sarung yang selama ini lekat sebagai image mereka. Dengan lagunya "Bertahan", Five Minutes membuat rekor sebagai lagu dengan debut tertinggi pada chart harian radio airplay, yaitu debut lagu diposisi #3. Five Minutes kembali membuat rekor dengan lagunya "Salah Apa" yang menjadi lagu pertama yang mendapatkan debut posisi lagu di radio airplay langsung pada posisi #1, karena banyaknya request, dan bertahan diposisi puncak untuk 10 minggu.[1]Diskografi
- Five Minutes (1996)
- Five Minutes 2 (1997)
- Ouw! (1998)
- Sekat (2003)
- The Best + 5 (2004)
- Rockmantic (2007)
- Rockmantic (Repackaged) (2008)
- Semua Ini Sendiri (2009)
- Satu Hati (2010)
Trivia
- Fivers adalah sebutan untuk penggemar setia Five Minutes.
Lirik laGu RajAwali
Aku pUnYa kAmU by.RajawALi BanD
Malam punya bintang yang berpijar
Siang punya mentari bersinar
Aku punya kamu, aku punya hatimu
Bulan punya sinar yang benderang
Pelangi punya warna yang memukau
Aku punya cinta, aku punya hatimu
Meski hidup aku kini pas-pasan
Tapi syukur tetap aku pertahankan
Karena ku bisa memilikimu sayang
Bagiku kau anugerah Tuhan
Semoga cinta kita bisa bertahan
Dan berikan aku sebuah kekuatan
Ku cinta padamu sampai nanti sayang
Selamanya dan takkan hilang
Bulan punya sinar yang benderang
Pelangi punya warna yang memukau
Aku punya cinta, aku punya hatimu
Meski hidup aku kini pas-pasan
Tapi syukur tetap aku pertahankan
Karena ku bisa memilikimu sayang
Bagiku kau anugerah Tuhan
Meski hidup aku kini pas-pasan
Tapi syukur tetap aku pertahankan
Karena ku bisa memilikimu sayang
Bagiku kau anugerah Tuhan
Malam punya bintang yang berpijar
Siang punya mentari bersinar
Aku punya kamu, aku punya hatimu
Bulan punya sinar yang benderang
Pelangi punya warna yang memukau
Aku punya cinta, aku punya hatimu
Meski hidup aku kini pas-pasan
Tapi syukur tetap aku pertahankan
Karena ku bisa memilikimu sayang
Bagiku kau anugerah Tuhan
Semoga cinta kita bisa bertahan
Dan berikan aku sebuah kekuatan
Ku cinta padamu sampai nanti sayang
Selamanya dan takkan hilang
Bulan punya sinar yang benderang
Pelangi punya warna yang memukau
Aku punya cinta, aku punya hatimu
Meski hidup aku kini pas-pasan
Tapi syukur tetap aku pertahankan
Karena ku bisa memilikimu sayang
Bagiku kau anugerah Tuhan
Meski hidup aku kini pas-pasan
Tapi syukur tetap aku pertahankan
Karena ku bisa memilikimu sayang
Bagiku kau anugerah Tuhan
pRoFiL EmMo
Mengenai Saya
diriku hanya secuil makhluk hidup yang hidup dibumi ini. berpijak padanya berbakti padanya namun betapa sulitnya aku rasakan, hari-hari terus aku lalui namun tetap jua sama. bagaimana mau berkati padamu kalau diri ini sibuk mencari nasi.
piCt emMo
Visual Kei merupakan penggabungan dari kata Visual(bhs inggris), dan Kei(bhs Jepang) yang mempunyai arti ‘gaya’. Jika komunitas Punk berasal dari London, maka Visual kei berasal dari Jepang. Visual Kei mengacu pada sebuah gerakan dalam J-Rock yang populer pada sekitar tahun 1990-an. Gerakan ini ditandai dengan band yang mengenakan kostum dramatis dan imej visual untuk memperoleh perhatian. Di Jepang, penggemar band Visual Kei sebagian besar hampir selalu terdiri dari gadis remaja dan dipasarkan secara luas dalam bentuk merchandise anggota band itu sendiri. Di negara-negara lain, perbandingannya kecil secara kuantitas antara penganut Visual Kei kira-kira keseluruhan antara remaja putra dan putri.
Anggota band Visual Kei sering memakai make up yang mencolok, dengan gaya potongan rambut yang dramatis, yang mengingatkan pada “pita rambut” tahun 1980-an dan memakai kostum yang sangat rumit. Walaupun sebagian besar musisi adalah laki-laki. Anggota band sering bermake up dan memakai pakaian yang dapat dianggap sebagai feminin atau androgynous. Pada akhirnya sebagian band kembali pada image warna – warni dan fantastik yang populer sekitar 5 tahun lalu yang diinspirasi game RPG dan anime. Daya tarik kostum pada fans adalah dengan ditunjukkan oleh para gadis yang berpakaian cosplay sebagai anggota band favorit mereka, secara terpisah pada konser di Jepang, di Amerika
Band visual kei yang diartikan sebagai yang utama dari gaya visual, tidak mengacu pada jenis musik tertentu. Mereka sebagian memainkan musik rock, hard rock seperti Luna Sea, Dir en Grey, Penicillin, Due'le Quartz, Plastic Tree, musik gothic dan neoclassic seperti Malice Mizer, Moi Dix Mois, Rentrer en Soi, D'espairs Ray dan Phantasmagoria, Light Rock dan Pop seperti L'Arc~en~Ciel, Glay, Shazna dan musik heavy metal dan Ballad seperti X Japan, Loudness, Buck- Tick, Sex Machine Gun, selain itu musik industrial, punk, dan techno kadang - kadang juga masuk ke dalamnya. Dengan mengambil genre dalam arti yang luas, sebagian besar memutuskan memainkan beberapa jenis musik rock.
Secara luas gerakan ini telah dimulai oleh X Japan pada tahun 1980-an, yang mengangkat tren dari pemanfaatan visual shock untuk memperoleh pengakuan dalam kancah musik independen.
Sejarah:
Sejarah yang “melahirkan” adanya Visual Kei sebenarnya bermula saat Jepang mengalami perubahan besar-besaran usai Perang Dunia II. Saat itu ada suatu komunitas yang ‘terbuang’ dari masyarakat. Komunitas ini tidak hanya berbicara melalui mulut dan tulisan, tapi juga lewat penampilan. Komunitas yang mayoritas terdiri dari kaum adam itu tampil dengan mengenakan berbagai macam aksesoris dan berdandan maupun berperilaku layaknya perempuan. Lewat apa yang mereka pakai, mereka berbicara tentang segala hal. Mulai dari politik, segala under pressure, hingga masalah-masalah psikologis. Namun seiring dengan perubahan jaman, komunitas ini perlahan-lahan mengalami “mati suri” hal ini dikarenakan banyak orang Jepang yang lebih memilih bunuh diri untuk menyelesaikan masalah, daripada tenggelam dalam penderitaannya sendiri.
Anggota band Visual Kei sering memakai make up yang mencolok, dengan gaya potongan rambut yang dramatis, yang mengingatkan pada “pita rambut” tahun 1980-an dan memakai kostum yang sangat rumit. Walaupun sebagian besar musisi adalah laki-laki. Anggota band sering bermake up dan memakai pakaian yang dapat dianggap sebagai feminin atau androgynous. Pada akhirnya sebagian band kembali pada image warna – warni dan fantastik yang populer sekitar 5 tahun lalu yang diinspirasi game RPG dan anime. Daya tarik kostum pada fans adalah dengan ditunjukkan oleh para gadis yang berpakaian cosplay sebagai anggota band favorit mereka, secara terpisah pada konser di Jepang, di Amerika
X-japan
pada acara-acara anime.Band visual kei yang diartikan sebagai yang utama dari gaya visual, tidak mengacu pada jenis musik tertentu. Mereka sebagian memainkan musik rock, hard rock seperti Luna Sea, Dir en Grey, Penicillin, Due'le Quartz, Plastic Tree, musik gothic dan neoclassic seperti Malice Mizer, Moi Dix Mois, Rentrer en Soi, D'espairs Ray dan Phantasmagoria, Light Rock dan Pop seperti L'Arc~en~Ciel, Glay, Shazna dan musik heavy metal dan Ballad seperti X Japan, Loudness, Buck- Tick, Sex Machine Gun, selain itu musik industrial, punk, dan techno kadang - kadang juga masuk ke dalamnya. Dengan mengambil genre dalam arti yang luas, sebagian besar memutuskan memainkan beberapa jenis musik rock.
luna sea
dir en grey
penicillin
Pengamat barat seringkali kebingungan dalam membedakan Visual Kei Band dengan Band Gothic karena kadang-kadang penampilannya yang mirip dalam bermake up dan berpakaian, tetapi sebagian gothic Jepang tidak bisa memasukkan visual Kei menjadi Gothic, dan disana ada persilangan budaya kecil antara Visual Kei Jepang dan Gothic Jepang diluar model gothic lolita, yang mana dipengaruhi oleh subbudaya gothic.Secara luas gerakan ini telah dimulai oleh X Japan pada tahun 1980-an, yang mengangkat tren dari pemanfaatan visual shock untuk memperoleh pengakuan dalam kancah musik independen.
Sejarah:
Sejarah yang “melahirkan” adanya Visual Kei sebenarnya bermula saat Jepang mengalami perubahan besar-besaran usai Perang Dunia II. Saat itu ada suatu komunitas yang ‘terbuang’ dari masyarakat. Komunitas ini tidak hanya berbicara melalui mulut dan tulisan, tapi juga lewat penampilan. Komunitas yang mayoritas terdiri dari kaum adam itu tampil dengan mengenakan berbagai macam aksesoris dan berdandan maupun berperilaku layaknya perempuan. Lewat apa yang mereka pakai, mereka berbicara tentang segala hal. Mulai dari politik, segala under pressure, hingga masalah-masalah psikologis. Namun seiring dengan perubahan jaman, komunitas ini perlahan-lahan mengalami “mati suri” hal ini dikarenakan banyak orang Jepang yang lebih memilih bunuh diri untuk menyelesaikan masalah, daripada tenggelam dalam penderitaannya sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)